Prancak, Pasongsongan – Sumenep
Memasuki musim tanam tahun 2025, para petani tembakau di Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, mulai kembali menanam tembakau seperti tahun-
tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan meski ada himbauan dari salah satu pengusaha tembakau agar petani mengurangi jumlah tanam karena stok di pabrikan disebut sedang penuh.
Namun bagi masyarakat Prancak, tembakau tetap menjadi satu-satunya usaha yang paling bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.
Salah satu petani, Ach. Honi, mengatakan bahwa dirinya tetap menanam seperti biasa karena hasil dari tembakau sangat dibutuhkan untuk membayar berbagai kebutuhan penting.
"Kalau saya menanam sedikit, yang biasanya 20 ribu bibit jadi hanya 10 ribu bibit tembakau, nanti hasil panennya juga sedikit. Pendapatan dari jual tembakau jadi tidak cukup. Saya harus nebus emas di pegadaian, bayar hutang, dan beli kebutuhan pokok lainnya," ujarnya.
Ach. Honi juga berharap agar harga tembakau tahun ini tetap stabil, mengingat biaya modal untuk budidaya tembakau sangat besar.
"Modalnya besar sekali, mulai dari beli bibit, pupuk, perawatan sampai panen. Kalau harga tembakau turun, kami yang petani pasti sangat kesulitan," tambahnya.
Budidaya tembakau di Desa Prancak telah menjadi tradisi tahunan dan menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat. Meski kondisi pasar fluktuatif, para petani tetap menunjukkan semangat dan harapan agar hasil panen tahun ini membawa keberkahan.